Ekonomi Makro
A. Kerangka Ekonomi Makro
- output total/agregatif
- kesempatan kerja
- tingkat harga-harga
- kinerja di sektor internasional
Ekonomi Makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus membahas perilaku ekonomi sebagai keseluruhan meliputi output total/ produksi total suatu negara, kesempatan kerja, dan pengangguran serta tingkat harga umum.
Tujuan Eoknomi Secara Makro adalah sebagai berikut:
- Tingkat output total serta pertumbuhannya
Suatu perekonomian negara semakin banyak output yaitu barang-barang dan jasa-jasa diproduksi, misalnya televisi, computer, pakaian, atau barang lainnya maka semakin tinggi tingkat kemakmuran negara tersebut. Output total diukur dengan besarnya PDB (Produk Domestik Bruto). PDB (Produk Domestik Bruto) adalah nilai pasar seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada suatu periode waktu tertentu , biasanya satu tahun. Ini merupakan ukuran paling komprehensip akan barang-barang dan jasa-jasa yang akan diproduksi oleh suatu masyarakat.
Tujuan Negara Kita (Negara Indonesia) adalah untuk memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, tujuan ini dilaksanakan dengan PDB sebesar-besarnya.
PDB dapat dinyatakan dalam nilai nominal disebut PDB Nominal (Cth: Rp 100.000,-). PDB Riel yaitu menghitung besarnya nilai PDB setelah dilakukan penyesuaian dengan tingkat atau angka laju inflasi. PDB Riel berfluktuasi (berubah-ubah) naik atau turun disebut PDB Actual. PDB Potensial adalah kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.
- Mencapai kesempatan kerja penuh
Tujuan mencapai kesempatan kerja penuh adalah menciptakan kesempatan kerja hingga dapat mengurangi atau menghilangkan pengangguran baik disektor formal maupun informal. Tujuan ini berhubungan erat dengan besarnya PDB riel dan tingkat teknologi yang digunakan. Semakin besar PDB riel maka semakin besar kesempatan kerja yang berarti semakin kecil tingkat pengangguran, sementara teknologi yang digunakan sama. Pada tingkat PDB riel yang sama, tingkat pengangguran akan lebih besar bila digunakan teknologi yang padat modal, sebaliknya tingkat pengangguran kecil bila digunakan teknologi padat karya (pada saat PDB riel dihitung maka terjadi inflasi dengan peningkatan permintaan sehingga perusahaan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa, sehingga terciptanya kesempatan kerja karena butuh unit-unit tenaga kerja.)
- Harga-harga dan inflasi
Inflasi merupakan suatu keadaan dimana harga itu mengalami kenaikan secara terus menerus. Tujuan ini berupa stabilitas harga-harga dengan sedikit mungkin campur tangan pemerintah dalam penetapan harga secara langsung. Penetapan harga mempunyai tujuan-tujuan lain berupa pencapaian pemerataan pendapatan dan stabilitas harga.
Salah satu ukuran stabilitas harga secara umum adalah indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga yang negara kita (Indonesia) gunakan disusun oleh BAdan Pusat Statistik (BPS) Jakarta berupa angka Indeks Biaya Hidup (IBH) dan indeks angka perdagangan besar. IBH meliputi kelompok makanan dan minuman, sandang, perumahan (berdasarkan Survey BPS). BPS melakukan survey terhadap makanan dan minuman, sandang, perumahan agar dapat mengetahui tingkat harga-harga yang ada.
P = besarnya angaka laju inflasi harga-harga kebutuhan hidup
IBH1 = angka indeks harag biaya hidup tahun sekarang
IBH0 = angka indeks harga biaya hidup tahun lalu
- Keseimbangan hubungan ekonomi luar negeri (eksternal)
- Pemerataan Distribusi Pendapatan
B. Kebijakan Ekonomi Makro
Penentuan tujuan kebijakan ekonomi makro yang akan dicapai bukanlah merupakan hal yang sulit. namun masalahnya adalah bagaimana memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. berbagai piranti kebijakan ekonomi makro menyangkut variabel-variabel ekonomi secara langsung/ tidak langsung dikendalikan oleh pemerintah dimana perubahan-perubahannya akan mempengaruhi satu/ beberapa tujuan ekonomi.
Piranti-piranti Kebijakan Ekonomi Makro, sbb:
- Kebijakan Fiskal
Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk menambah/mengurangi penawaran uang/jumlah uang beredar sebagai bank sentral BI mengubah jumlah uang beredar berupa uang kartal dan uang giral melalui mekanisme dan sistim tertentuseperti kebijakan uang ketat (berarti penurunan laju pertambahan uang beredar) dan begitu sebaliknya kebijakan uang longgar (berarti kenaikan pertambahan laju uang beredar).
- Kebijakan Penetapan Harga
- Kebijakan Hubungan Internasional
Sumber: catatan kuliah Stevani Manuhutu
Semoga bermanfaat yah, Love You My Viewers.
No comments:
Post a Comment